Bisnis.com, JAKARTA – Para pengamat, baik politik dan ekonomi, menilai saat ini belum ada bakal calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024 yang berani merombak habis-habisan kebijakan ekonomi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, sangat sedikit indikasi para bakal capres potensial yang ada sekarang ingin melakukan perubahan signifikan terkait kebijakan ekonomi.
Burhanuddin menjelaskan, bagaimanapun para capres di Pilpres 2024 nantinya akan menghadapi masalah yang sama. Oleh sebab itu, mereka akan memilih jadi pragmatis daripada idealis.
“Masalah kelambatan pertumbuhan ekonomi global, ancaman resesi, tantangannya sama. Artinya, siapa pun yang menang itu akan teknokratik, akan realistis, akan pragmatis,” ujar Burhanuddin dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenge (BIBC) 2023 yang disiarkan dalam kanal YouTube Bisniscom, Kamis (15/12/2022).
Selain itu, lanjutnya, perpolitikan Indonesia masih cenderung menghasilkan kartel. Burhanuddin mengakui kartel politik buruk bagi iklim demokrasi. Meski begitu, para pebisnis lebih cenderung menyukai adanya kartel itu.
“Saya sering ketemu dengan kalangan bisnis, mereka senyum kalau para politisi kita ini tarung dengan keras, tapi setelah pemilu usai ya sudah. Kayak Pak Prabowo jadi menteri pertahanan, Sandi jadi menteri pariwisata. Jadi enggak ada perbedaan ideologis antar politisi. Pemilu selesai, sudah bareng-bareng,” ungkapnya.
Baca Juga
Pendapat senada disampaikan Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira. Dia melihat, para bakal capres yang ada sekarang juga didukung oleh para pemodal yang sama.
Dari perspektif masyarakat awam, seakan ada banyak perbedaan di antara bakal capres. Meski begitu, para pebisnis punya perspektif berbeda.
“Kalau dibaca sebenarnya oleh elite bisnis, investor, fund manager, mereka juga melihat, ‘Oh ini sama saja sih, apa sih yang bikin beda?’” ujar Bhima dalam kesempatan yang sama.
Dia berpendapat, belum ada kandidat capres yang sudah terang-terangan berbicara mengenai program yang akan mereka usung jika jadi presiden. Para bakal capres, lanjutnya, belum punya gagasan baru.
Akibatnya, Bhima menilai belum ada pertarungan gagasan antar bakal capres. Dia meyakini belum ada yang berani menantang program ekonomi era Jokowi.
“Jadi sebenarnya kita bukan memilih orang-orang yang berbeda. Sebenarnya hanya cara gesture-nya, profilnya [yang beda], tapi secara gagasan enggak ada yang berani melawan secara langsung kebijakan ekonomi dari Pak Jokowi,” jelas Bhima.